Sisi Lain :Fenomena Di Balik Menjamurnya Angkringan Di Kabupaten Jombang.

oleh -187 Dilihat

Jombang,Zonabangsa.com – Komunitas pedagang angkringan tidak hanya di daerah asalnya,kini sudah banyak menjaamur berbagai kota besar seperti yang ada di Kabupaten Jombang. Selasa (04/04/2023).

Menu yang tersaji nasi kucing ukuran mini yang kerap disebut sego kucing,lauknya beragam seperti,sate,baceman,krupuk dan gorengan,di lengkapi wedangan atau minuman hangat menariknya harganya dibanderol sangat murah

Dan ciiri khas angkringan adalah pencahayaanya yang remang-remang dan dibantu oleh lampu jalanan sehingga menjadi tempat favorit nongkrong/bersantai pada malam hari bagi para kawula muda mudi

 

Menjamurnya Angkringan di Kabupaten Jombang bisa di bilang ekomomi warga menggeliat juga membuka ruang kerja baru dengan beralasan imbas pada masa pademi Covid-19

Tepatnya,di sepanjang jalan protokol Jalan Gus Dur- Bundaran Ringin Contong,Jalan Kusuma Bangsa,hingga Jalan KH.Hasyim Asari menjadi pusat menjamurnya angkringan

Namun dibalik menjamurnya Angkringan di Kabupaten Jombang ada fenomena yang meramba kepada hal-hal kurang baik untuk itu perlu adanya penataan penertiban dan pengawasan kembali oleh semua pihak,khususnya Pemerintah Daerah sehingga imbas yang kurang baik itu bisa kita cegah juga tidak membawa yang kurang baik bagi Kota Jombang yang punya slogan sebagai Kota Beriman/Santri

“Dari keterangan yang disampaikan salah satu pendagang angkringan yang mangkal dijalan Gus Dur dan ngak mau di sebut namanya dia mengatakaan ke awak media,,

“Memang benar ada seperti itu tapi tidak semua angkringan seperti itu, dan itu ada disebelah sana,bahkan dia(pendagang) menceriterakan juga sebagai korban dari oknum membayar tempat untuk berjualan, ungkapnya

“Memang,tidak semua angkringan yang ada saat ini di dapati adanya dugaan dijadikan tempat transaksi barang-barang haram serta lainnya oleh oknum/pelanggan secara COD (Bayar di tempat)

Dan tak kalah menariknya para penjajak menu berdandan yang ngumbar maksiat dari sisi Etika dan Sosial masyarakat sudah tak pantas lagi.

Karena ini sudah dianggap di luar dari kepantasan dan kepatutan kini beragam komentar dan tanggapan banyak bermunculan termasuk dari empat Pondok ternama di Jombang ikut angkat bicara yakni PP Tebu Ireng,PP MAMBA’UL MA’ARIF Denanyar,PP Bahrul Ulum Tambakberas serta PP Darul Ulum Rejoso Peterongan

Gus Bang mewakili dari Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang beliau menghimbau kalau sekedar berjualan kopi monggo kami akan mendukung,menyeport, tapi ya mbokyao berpakaian yang rapi,santun apa lagi tempatnya dipinggir jalan,apa lagi di Bulan suci Ramadhan dan Katanya Jombang punya sebutan Kota Beriman Santri malu dong juga di katai,”Oh tibano wong Jombang yo ngono ae !

Untuk itu penting bagi kita semua saling mengingatkan untuk menjaga kota Jombang yang kondusip,dan mencari rejeki yang halal sehingga berkah semuanya jalan ekonominya juga berkah untuk kota Jombang namun tetap dalam koridor tidak melanggar norma,dan etika,tambah Gus Bang

Hal senada juga disampaikan oleh Gus Imdad sekaligus mewakili Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas kalau kita mau bertindak ya kita harus membuat pernyataan sikap dan ketemu kepada Pemda,Perwakilan Dewan untuk menyampaikan fakta-fakta yang terkait pada hal ini,setelah bersikap kita harus ada dorongan dengan membentuk berbagai forum ,ucapnya

 

Sebagai wujud menjaga harkat dan martabat kota Jombang dengan keprihatinan seperti ini Subandi Mashuda mewakili satkorcab Banser Kabupaten Jombang mengatakan kalau itu sudah ada titik-titik kordinat penyalah gunaan fungsi yang tidak semestinya kita tekan/ajak Satpol PP untuk penertipan karena dia sebagai trantib,apa bila yang punya wilayah atau lingkungan bertempat-an sudah tidak mampu lagi,” Ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.