Banjarmasin, Zonabangsa.com —
Program budidaya ikan lele yang dijalankan di Lapas Kelas IIA Banjarmasin kembali membuahkan hasil. Sebanyak 86 kilogram ikan lele berhasil dipanen oleh warga binaan setelah menjalani masa pemeliharaan selama hampir tiga bulan.
Bibit ikan lele sebanyak 1.000 ekor ditebar pada 25 Maret 2025, dan sejak itu dirawat secara intensif oleh 20 orang warga binaan yang tergabung dalam kelompok kerja perikanan. Proses panen dilakukan secara manual di kolam pembesaran dengan pendampingan petugas dari Seksi Kegiatan Kerja.
Yang istimewa, kegiatan panen kali ini turut dihadiri dan diikuti langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kalimantan Selatan, Mulyadi, yang sedang melakukan kunjungan kerja di Lapas Kelas IIA Banjarmasin dalam rangka pelantikan pejabat manajerial dan non-manajerial di lingkungan Kanwil Ditjenpas Kalsel.
Tak hanya menyaksikan, Kakanwil juga turun langsung ke kolam panen, ikut mengangkat jaring dan berinteraksi langsung dengan warga binaan yang terlibat dalam program budidaya. Ia memberikan apresiasi atas semangat kerja warga binaan serta komitmen jajaran Lapas dalam menjalankan pembinaan berbasis keterampilan.
“Kegiatan ini bukan hanya menghasilkan panen, tetapi juga menumbuhkan semangat kerja, kedisiplinan, dan keterampilan. Ini adalah contoh nyata bahwa pembinaan di lapas dapat berjalan efektif dan mendidik,” ujar Mulyadi.
Kegiatan budidaya ikan lele ini juga sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI (Kemenimipas RI) dalam mendukung program ketahanan pangan nasional, khususnya melalui sektor perikanan. Di bawah kepemimpinan Menteri Kemenimipas RI, program pembinaan kemandirian di lembaga pemasyarakatan terus didorong agar bersifat edukatif, produktif, serta berkontribusi nyata terhadap ketahanan pangan dan rehabilitasi sosial.
“Kami terus mendorong lapas-lapas untuk mengembangkan program berbasis ketahanan pangan, seperti budidaya ikan, pertanian, dan peternakan. Ini bagian dari perwujudan pemasyarakatan yang konstruktif dan solutif,” demikian arahan Menteri Kemenimipas RI yang menjadi pedoman pelaksanaan program pembinaan di seluruh lapas.
Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Kasi Giatja), Hazairin, menjelaskan bahwa budidaya ikan lele merupakan bagian dari pembinaan keterampilan produktif yang terintegrasi dalam program pembinaan kemandirian.
“Panen ini adalah hasil kerja keras warga binaan. Kami akan terus mengembangkan kegiatan serupa agar pembinaan semakin berkelanjutan dan bermanfaat,” ucap Hazairin.
Sementara itu, Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah langkah konkret dalam membangun harapan dan kemandirian bagi warga binaan.
“Dari kolam kecil ini, warga binaan belajar bekerja dan bertanggung jawab. Ini adalah proses penting dalam menyiapkan mereka kembali ke masyarakat,” tuturnya.
Hasil panen rencananya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi internal dapur lapas, dan sebagian sedang dijajaki untuk dipasarkan secara terbatas. Lapas Kelas IIA Banjarmasin terus berkomitmen menjadikan program budidaya ini sebagai model pembinaan berbasis keterampilan dan kewirausahaan yang berkelanjutan. (red)