Banjarmasin, Zonabangsa.com –
Suasana religius kembali terasa di Masjid Baabud Taqwa Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Kamis (19/06) malam. Komunitas Santri Asteda, yang beranggotakan warga binaan dari Blok E, melaksanakan kegiatan pembacaan Surah Yasin, Al-Waqiah, dan Al-Mulk dalam suasana yang khidmat dan penuh kekhusyukan.
Kegiatan diawali dengan salat Magrib berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an secara bergiliran oleh para santri. Lantunan Surah Yasin, Al-Waqiah, dan Al-Mulk menggema di dalam masjid, membawa ketenangan dan memperkuat suasana spiritual di antara warga binaan. Setelah selesai, kegiatan ditutup dengan salat Isya berjamaah.
Kegiatan ini menjadi agenda rutin sebagai bagian dari pembinaan spiritual di dalam Lapas. Selain memperkuat hafalan dan pemahaman terhadap isi Al-Qur’an, momen ini juga menjadi ajang mempererat ukhuwah islamiyah di antara sesama warga binaan.
“Dengan membaca Al-Qur’an bersama seperti ini, hati kami terasa lebih tenang. Ini jadi pengingat untuk terus memperbaiki diri,” ungkap salah satu anggota Santri Asteda.
Pembacaan surah-surah pilihan ini tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga memberikan penguatan mental dan motivasi hidup. Surah Yasin dikenal sebagai jantung Al-Qur’an, Al-Waqiah diyakini membawa keberkahan rezeki, dan Al-Mulk sebagai pelindung di alam kubur. Semua itu menjadi harapan dan pegangan hidup bagi mereka yang tengah menjalani masa pidana.
Kegiatan malam itu turut dihadiri dan dikawal oleh petugas. Kepala Seksi Bimkemaswat, M. Junaidi, menyampaikan apresiasinya atas semangat para warga binaan dalam mengikuti pembinaan keagamaan.
“Pembinaan seperti ini sangat penting untuk membentuk ketenangan batin dan semangat perubahan dalam diri mereka,” ujarnya.
Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Heriansyah, juga menyambut baik terlaksananya kegiatan keagamaan yang menjadi bagian dari program pembinaan spiritual di dalam lapas.
“Kami sangat mendukung segala bentuk pembinaan spiritual yang membawa dampak positif. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus menumbuhkan semangat hijrah dan memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam diri mereka,” tuturnya.
Dari balik tembok Lapas, suara lantunan Al-Qur’an mengalir lembut menjadi bukti bahwa cahaya hidayah bisa datang di mana saja, bahkan dari tempat yang tak terduga. (Lapas Banjarmasin)